Sabtu, 25 Oktober 2025

import { useState } from 'react' import { motion } from 'framer-motion' export default function MarinaStory() { const [contrast, setContrast] = useState(false) const toggleContrast = () => setContrast(!contrast) const theme = contrast ? 'bg-white text-gray-900' : 'bg-gradient-to-b from-slate-900 to-slate-950 text-slate-100' return (
MT

Ketika Manusia Menjadi Tuhan bagi Dirinya Sendiri

Cerita reflektif (reinterpretasi) berdasarkan eksperimen seni 1974 — disertai ilustrasi simbolik interaktif.

{/* Cerita */}

Legenda Singkat

Pada suatu sore di tahun 1974, sebuah galeri seni menjadi arena eksperimen: seorang perempuan bernama Marina berdiri diam selama enam jam, membiarkan pengunjung berinteraksi dengannya tanpa perlawanan.

Di hadapannya tersusun benda-benda simbolis — dari sebatang mawar hingga alat yang menimbulkan ketakutan. Ia hanya berkata: Gunakan apapun yang ada di sini padaku. Aku tidak akan melawan.

Awalnya penuh kelembutan. Namun diam yang terlalu lama menumbuhkan kegelapan dalam diri sebagian orang. Saat enam jam berakhir, tatapan Marina membuat semua berlari — malu pada diri sendiri.

“Apa jadinya manusia jika diberi kebebasan mutlak tanpa konsekuensi?”

Kisah ini menggugah kesadaran bahwa kekuasaan tanpa batas mengikis empati. Peradaban sejati berdiri bukan di atas rasa takut, melainkan kesadaran batin.

Refleksi Singkat

Manusia bisa lembut atau kejam. Pembeda utamanya bukan hukum, tapi suara nurani ketika tak ada yang melihat.

Versi ini bebas hak cipta — silakan digunakan dengan menyebut sumber “Aleo’s Tube Reinterpretasi Cerita Marina”.

{/* Ilustrasi */}

Ilustrasi Simbolik

{/* Objek simbolik */} {/* Siluet Marina */}
🌹 Mawar — kelembutan πŸͺΆ Bulu — kerentanan πŸ’§ Parfum — memori ✂️ Gunting — batas πŸ”ͺ Pisau — konsekuensi
© 2025 — Reinterpretasi Cerita Marina oleh Aleo’s Tube. Dibuat dengan React + Tailwind + Framer Motion.
) }

Tidak ada komentar: